Sunday, August 17, 2014

Ironisme Indonesia Eps.1 : Merdeka tapi Terjajah, Merdeka tapi Buta Indonesia

Fakta bahwa masih digunakannya kalimat "Happy Independence Day"  karena dianggap lebih keren daripada "Selamat Hari Kemerdekaan", hanya menunjukan bahwa kita masih dijajah dan hanya merdeka secara De Jure dan bukan De Facto.

Pernah kepikiran ga sih kalo kita tuh belum bener-bener merdeka ? Semacam masih dijajah, cuma bentuk penjajahannya lain, udah gak lagi pake bawa-bawa tentara bersenjata lengkap, pesawat tempur, tank, dan gak lagi pake nyuruh-nyuruh kerja paksa, melainkan penjajahan secara teknologi, budaya, dan ekonomi.

Yaa, sadar atau ga, kita ini masih dijajah lho sama Negara-negara asing. Lihat aja gadget yang kalian pake, mobil dan motor yang seliweran di jalan, baju yang nempel di kulit, sama musik-musik, series, dan film bajakan yang bersarang syahdu di laptop dan hardisk kalian. Coba di cek, berapa persen sih yang buatan Indonesia ? Belum lagi, kalo ngeliat banyaknya restoran-restoran fast food dan minimarket tempat anak gaul masa kini mengisi kehidupan, terangnya lampu dari minimarket gaul itu, semacam semakin menekankan kenyataan bahwa kita ini masih dijajah, secara TERANG – TERANGAN !

Ironis memang ketika selama 69 tahun terakhir, kita selalu merayakan tanggal 17 agustus dengan pesta rakyat, tapi dalam keseharian kita, kita masih belum bisa lepas dari ketergantungan terhadap Negara asing. Di hari ini, digelarlah berbagai lomba-lomba yang tujuannya mengingatkan kita betapa kerasnya perjuangan leluhur untuk membebaskan diri dari penjajahan. Dan ketika kita sibuk gebuk-gebukan pake bantal, tarik-tarikan tambang, masukin belut ke dalam botol, balapan pake karung, dan manjatin pinang beroli, di Kalimantan sana, Chevron lagi dengan syahdunya nyedotin minyak bumi kita, di Papua sana, Freeport lagi asik ngerokin Emas kita, dan di Bali sini, Bule-bule lagi sibuk nyariin pantai dan pulau buat dibeli dan dibangun resort megah.

Seorang teman saya yang mayan ahli sejarah pernah cerita, awalnya ada lomba Panjat Pinang itu, adalah karena Belanda berpikir, “ini orang-orang kalo gw suruh-suruh mulu suatu saat pasti bakalan bĂȘte terus coba fight back, yaudahlah, gw kasih hadiah aja sekali-sekali, Cuma biar gw ga rugi-rugi amat, gw kasih tantangan aja tuh hadiah gw gantungin diatas pinang yang gw oli-in, mayan kan jadi tontonan, heuheu” . Dan terciptalah lomba panjat pinang.

Well, saya gak bilang bahwa perayaan 17-an itu gak perlu, dan sekedar mudarat saja, ada banyak poin plus dari perayaan ini. 1. Semua orang senang, dan senang itu sehat, dan sehat itu penting. 2. Masyarakat perumahan yang dinding rumahnya setinggi angkasa keluar dan say-hi satu sama lain untuk kedua kalinya dalam setahun (yang satunya pas lebaran) mereka bersosialisasi, basa-basi, makan kerupuk, lalu kembali ke kehidupan individualis mereka. Syukur-syukur kalo ada dangdutan. Mayan lah joged dikit. YKS kan udah ga ada. 3. Omzet penjualan krupuk, belut, dan gundu meningkat. Dan yah, masih banyak yang lain.



Hal ironis lainnya adalah, selain dari kita secara sadar mebiarkan diri kita dijajah sama Negara lain dengan kebahagiaan-kebahagiaan semu, masih banyak dari kita yang meskipun orang Indonesia, tapi buta Indonesia. Dan yaa, saya termasuk diantaranya.

Untuk membuktikannya coba jawab quiz trivia simple berikut :
1.       Berapa jumlah pulau di Indonesia ?
2.       Sebutkan 7 hewan endemik Indonesia !
3.       Apakah di Kep. Seribu beneran ada seribu pulau ?
4.       Darimanakah asal tari Pendet ?
5.       Rumah adat khas manakah Rumah Limas yang ada di uang 10 ribu ?

Nah coba jawab itu tanpa sebelumnya meng-google terlebih dahulu. Berapa yang bisa kalian jawab ? Lalu carilah di google, supaya sekedar kalian tau aja, dan lalu, jawablah pertanyaan ini.

Apa yang membuat Indonesia, Indonesia ?

Yang saya coba sampaikan adalah, mengisi kemerdekaan itu gak hanya melulu di hari kemerdekaan dengan berbagi pesta rakyat dan lomba-lomba seru, masih banyak cara lain, dan itu semua seharusnya dilakukan setiap hari.

Buat kalian yang masih sekolah, sekolah-lah yang pinter supaya bisa bikin gadget keren kayak Samsung yang udah bisa bikin handphone bengkok, bikinlah handphone yang bisa digulung atau dijadiin gelang biar kayak power ranger. Sekolahlah yang rajin supaya berani ngusir Chevron dan Freeport karena udah mampu mengelola tambang sendiri, terus bilang, “sorry bro, hubungan kita cukup sampe disini aja, mulai sekarang kita jalan masing-masing”.

Buat kalian yang hobi musik, bermusiklah yang bagus, jangan sekedar bikin lagu menyenye dengan lirik acak adut supaya bisa main di Dahsyat, kalo mau buat boyband dan girl band, belajarlah nyanyi dan menari yang bener, biar ga melulu lip-sync dan joget-joget ala kadarnya, atau sekalinya nyanyi live suara sember pitch kemana-mana kaya kencing ga dipegangin itunya.

Intinya, apapun yang kalian lakukan, lakukanlah sebaik mungkin ! jangan ngasal !

Terus, pelajarilah Indonesia, Buka mata, daripada ngestalking tweet mantan mulu, sekali-kali cari trivia tentang Indonesia, cari pulau-pulau terpencil yang bagus, lalu berpikirlah suatu saat kalian akan membangun resort disitu supaya bisa bersinergi dengan sekitar ga kaya bule yang kalo bangun asal bangun aja.

Dan yang terpenting, banggalah dengan apa yang kalian miliki sebagai orang Indonesia, kata Sudjiwo Tedjo, sebelum jadi bangsa yang minder, kita ini menyerap dan mengadapatasi, Jas masuk, lalu jadilah beskap, Sepatu Phantofel masuk, jadilah Selop, Terompet dan Trombon masuk, jadilah Tandjidor. Ga ada salahnya sengan mempelajari budaya asing, karena kalo kita ga mempeljari lawan, gimana kita bisa bersaing, tapi jangan yang lantas terus ditiru gitu aja. Kalo kita punya yang lebih baik, maka banggalah dengan itu, dan biarkan mereka yang meniru kita.

Indonesia ini kaya, kaya budaya, kaya sumber daya alam, kaya sumber daya manusia. Sudah saatnya kita berhenti jadi Negara Maritim yang Import garem, Negara Agraris yang Import Beras dan daging Sapi, Negara kaya Budaya yang kecanduan K-Pop, dan Negara peng-eksport TKW. Kita mampu lebih dari itu.
Kalo di Indonesia, sekarang ada warung-warung Kebab, Calzone, Sushi, dan Chinese Food dimana-mana, maka dimasa yang akan datang, Kita harus bisa ngelihat, warung Pempek, Siomay, Kerak Telor, Pecel, dan warung masakan Padang di luar Indonesia. Karena secara kualitas, mereka ga kalah dari Indomie, Tolak Angin, dan Agnez Mo yang udah duluan menjajah dunia.

Dan saat kita benar-benar udah mampu melewati fase itu, maka ga perlu lagi kita menunggu setiap 17 Agustus untuk teriak merdeka, karena kita sudah layak, untuk meneriakannya, di setiap hari selama 365 hari yang ada dalam setahun.

Selamat hari raya Kemerdekaan Indonesia !