Sunday, July 27, 2014

Curhatan Sendal Jepit

“ I always think Ape better. Now I see how much like them we are ”
Caesar – the Ape boss

Hal yang paling menarik dari menonton Dawn of The Planet Apes adalah bagaimana saya sebagai seorang manusia bisa merasa belajar banyak dari para Apes yang dalam film ini sangat sukses memotret kehidupan manusia. Film cerdas yang sangat penting untuk ditonton, untuk mengingatkan kita para manusia, akan sifat kita dari konflik yang terjalin antara manusia dan Ape , manusia dan manusia, serta antar Ape.

Film ini mengingatkan saya bahwa kebaikan dan keburukan akan senantiasa bersanding. Ada manusia dan Ape baik yang menginginkan kedamaian, dan disisi mereka, ada manusia dan Ape brengsek yang membiarkan kebencian membawa mereka pada kehancuran. Pada chaos, dan peperangan yang menelan banyak korban. Dan pada masing-masing mereka, ada Kesombongan ! ketika yang satu merasa lebih baik dari yang lain. Ketika yang satu, merasa lebih ber-Hak dari yang lain.

Salah satu masalah terdasar bagi manusia adalah kita sering kali merasa spesial. Merasa unggul dan paling berhak menguasai bumi dan alam semesta. Padahal seperti yang pernah saya bahas sebelumnya di postingan Arogansi, Evolusi, dan Homo Sapiens, kita ga ada apa-apanya dibandingkan alam semesta. Kita hanya sebungkus campuran kimia yang memiliki ruh. Dibekali dengan akal kecerdasan dan hati nurani, yang sayangnya jarang dimaksimalkan keduanya.

Meh~
Saya mau ngomong apa sih sesungguhnya !

Agak gemes rasanya ngeliat perkembangan sosial media belakangan ini. Rasanya semua orang mendadak jadi pintar. Paling paham politik, paling paham sejarah, paling ahli masa depan. Paling Rakyat Teladan ! cerdas membagikan artikel yang mengkritik pemerintah atau sekedar tokoh tertentu. Lengkap dengan opini panjang lebar sebagai prolog menuju berita yang sarat akan kepalsuan dunia.

Pada saat masih musim Pilpres, semua orang mendadak politis. Paling rajin men-share berita terkait calon idolanya dan berita buruk terkait calon lawannya. Dan ketika KPU telah mengumumkan hasilnya, beberapa diantaranya masih larut dalam arus lama dan masih bersikukuh ingin bertarung opini dengan fanboy lainnya. Para pendukung calon yang kalah bersikukuh akan adanya kecurangan. Para pendukung calon yang menang, sibuk mem-bully calon lawan yang seakan tidak mampu berbesar hati menerima kekalahan.

Buat kalian yang sudah menang, berbesar hatilah. Angkat dagu, busungkan dada, dan pandang lawan dengan mata yang hanya terbuka setengah. Kalian telah menang ! anggaplah lawan kalian itu seperti kecoak yang terperangkap dalam lingkaran kapur ajaib. Panik ! sibuk melakukan berbagai cara untuk bertahan, padahal akhirnya akan kalah juga. Kalian tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Diam, tenang, dan sekali lagi, nikmati kemenangan.

Kemudian ada berita duka dari Gaza. Dan lalu semua orang mendadak paling muslim. Paling menjunjung solidaritas antar muslim. Entahlah, tapi saya merasa agak janggal, ketika di satu poin kalian menunjukan solidaritas kalian dengan membagikan postingan atau artikel terkait dengan gaza, dan di poin lainnya kalian men-share kemewahan foto makan malam kalian. Ketika kalian di satu poin merasa iba dan sedih akan keadaan di gaza, lalu menghabiskan malam kalian berbalut kenikmatan berbuka bersama dengan para relasi di restoran favorit dan menshare fotonya dengan akun yang sama.

I don’t know, maybe you think “at least I did something”. Well, what’s the point of that least thing you did ?

Baru aja kemarin ada isu terkait penggunaan pakain muslim di sekolah. Dan kembali bermunculanlah manusia-manusia cerdas pengkritik pemerintah. Tanpa terlebih dahulu mepelajari sumber beritanya, munculah berita ini bersliweran di sosial media, lengkap dengan bumbu-bumbu opini cerdas khas rakyat teladan Indonesia.

Hendak saya tendangi rasanya manusia-manusia ini. Ahok baru akan menjabat resmi sudah gusar dengan berita kebijakan palsu yang disebar untuk memprovokasi. Buat kalian yang khawatir Ahok jadi gubernur, saya cuma mau bilang, “ kampret rasis lo sialan ! segitu takutnya dipimpin sama Cina Kristen ? ”

Fiuh~~
Untung puasa, jadi saya agak menahan diri.

Curhatan sandal jepit oleh warga Negara sandal jepit. Entah apa salahnya sandal jepit sampe harus disamain sama Indonesia. Satu-satunya Negara di dunia yang ada dua calon presiden deklarasi kemenangan di media yang jelas keberpihakannya. Well, lebih tepatnya satu pasangan calon, dan satu ibu-ibu entah siapanya pasangan calon. Ibu-ibu yang kata bapaknya temen saya lebih cocok jualan pecel di madiun ketimbang ngurusin Negara.

Indonesia, Negara agraris tapi import beras, Negara maritim tapi import garem, Negara ramah-tamah tapi banyak preman dimana-mana, Negara merdeka tapi aset berharga dikuasai asing dan mafia.

Hhh! Sendal jepit !


Untung YKS udah ga ada. 

Gini yaa guys, kalau kalian mau berkontribusi buat Indonesia, caranya sederhana kok. Jadilah warga negara yang baik. Buang sampah ditempatnya, berkendara secara sopan dan considerate, kalo punya mobil pribadi jangan isi pake premium, kalo di kereta jangan gosip, sekolah yang pinter, jangan suka metik bunga dan daun, kalo udah kerja dan punya penghasilan daftarin NPWP. 

Sekian.
Selamat Idul Fitri, sekedar info Minal Aidin wal Faidzin artinya Dari yang Menang dan yang Kembali. Ga ada unsur minta maafnya sama sekali.