Monday, December 30, 2013

TV Indonesia Jaman Sekarang eps : Variety Show

Jadi, sebagai seorang pengangguran jenius, akhir-akhir ini saya menghabiskan hari-hari saya dengan menonton/meneliti acara televisi Indonesia, khususnya yang ber-genre Variety Show. Hasilnya adalah, mereka yang mengaku sebagai acara kreatif, nyatanya memiliki kesamaan disana sini untuk bias menggaet hati pemirsa dan mendapatkan rating yang meroket.



Dan inilah 7 resep Variety Show tv Indonesia jaman sekarang.

1. Host Keroyokan (bukannya lo dari acara itu ya ?)

Host keroyokan adalah resep utama dari tren Variety Show Indonesia jaman sekarang. Ibaratnya kalo di dunia masak, ini tuh semacam garamnya. Entah sebagai host atau sekedar pengisi acara, yang penting dalam satu segmen harus muncul segambreng artis yang notabene komedian buat melakukan berbagi hal yang entah apa dan rebutan ngelempar joke yang kemudian disambut teriakan AAAAAAAAAA yang “seru banget” dari penonton bayaran acara kampret itu.  Kerennya adalah, semacam Hermione yang dicurigai bisa membelah diri di Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, ada beberapa host yang muncul di dua acara sekaligus di jam yang sama.

2.  Joged Masal

Ini tren sialan dimulai dari jaman bulan puasa dulu. Salut banget sama orang Indonesia, disaat kebanyakan orang sahur sambil ngantuk-ngantuk dan orang alim sahur + tahajud, dzikir , dan tilawah, mereka malah Joged – Joged ga jelas semangat 45 ngabisin energi. Kampretnya, tren ini lantas bertahan dan malah berkembang jadi resep wajib Variety Show jaman sekarang. Kalo host keroyokan adalah garam di dunia masak, maka Joged masal adalah bawang merah-bawang putihnya. Saya inget banget leluconnya David Naif di episode The comment dimana dia gagal menjadi host pengganti Mas Danang, dengan innocent-nya dia bilang “Gue jadi Juru Jogednya aja deh, gimana ?”

3. Crew Involvement

Udah bukan lagi jamannya crew cuma dibelakang layar. Kalo anda seorang crew, berwajah rupawan dan atau menyedihkan, sudah saatnya anda muncul kedepan layar sebagai bahan olok-olok host keroyokan atau sekedar ikutan Joged Masal.

4. Hipnotis

Ini bukan Hipnotis keren ala Romi Rafael atau Merrit McKinney yang tiba-tiba bisa bikin orang main Air-Violin setelah denger kata bullshit.  Hipnotis yang jadi resep wajib tren Variety Show Indonesia jaman sekarang adalah Hipnotis tipu-tipu ala Uya Kuya yang bisa bikin orang curhat dalam keadaan tidur sambil senyum-senyum, nangis, atau bahkan meragain lip-sync ala shinta jojo. Kalo emang bisa bikin orang curhat sampe sebegitunya, kenapa ga hipnotis SBY aja buat verifikasi berbagai isu yang menerpa istrinya yang entah kenapa jadi sasaran penyadapan pemerintah Australi.

5. Game Njuk Ngopo~

Sebagai Variety Show, game emang udah seharusnya jadi komponen utama acaranya. Masalahnya bagi Variety Show Indonesia jaman sekarang adalah, game-nya cenderung mengarah ke bullying disbanding entertaining, sehingga pada akhirnya sebagai penonton yang tidak dibayar saya ditinggalkan dengan kesan, Njuk Ngopo~.

6. Costume Contest

Secara keseluruhan, mungkin satu-satunya elemen positif dari Variety Show Indonesia Jaman Sekarang. Lumayan lah buat ngelatih kreatifitas masyarakat Indonesia. Cukup salut juga sama penonton yang rela-rela ngrobanin dirinya buat nge-cosplay dirinya secara total dengan bahan-bahan yang kebanyakan bias dibilang sedanya banget. Cuma ya, kalo ngeliat secara agak negatif, saya sih mikir, daripada buang-buang waktu dan uang buat bikin kostum demi hanya bisa masuk tv, mending bikin karya apa gitu yang bisa dijual demi mengurangi tingkat kemiskinan bangsa. I mean, you surely have the creativity and the time, bro.

7. Penonton Bayaran

Buat kalian yang belum tau, percaya atau ga, di Indonesia ada yang namanya manajemen penonton bayaran. Makanya ga aneh kalo di tv Indonesia yang “lo lagi-lo lagi” bukan cuma artisnya, tapi juga penontonnya. Mereka ini perannya signifikan buat keseruan acaranya. Bayangin acara tukul kalo ga ada bapak-bapak Pondok Indah yang meng-eyaaa-eyaaa-kan, pasti kan garing. Nah inilah yang dibutuhkan sama Variety Show jaman sekarang yang emang dipandu dan diisi sama banyak komedian karbitan yang sering ngelempar lelucon menyedihkan. Kalo bukan para penonton bayaran yang merespon, acaranya hampi pasti jadi sehambar uji nyali tanpa penampakan. Dari sekedar Joged cuci-cuci jemur-jemur, sampe suling sakti atau oplosan, selama mereka bisa Kep Smail dan meng-eyaaaa dengan seru, minimal 100 ribu semalem pasti masuk kantong.

TV Indonesia tuh sebenernya punya potensi buat jadi bagus. Cuma di Indonesia ada sinetron yang bisa tayang sampe 1000 episode hanya dengan bermodalkan isu ke Haji-an. Cuma di Indonesia ada tayangan selam 3jam perhari yang tayang full senin sampe minggu. Cuma di Indonesia ada host yang bias tampil di dua acara dalam jam yang sama. Cuma di Indonesia ada penonton yang rela-rela nunggu dari maghrib buat terlibat di acara sahur. Cuma di Indonesia, cerita cinlok berlatar Yogya atau Bali bias punya sejuta variasi. Cuma di Indonesia ada artis yang rela kerja sampe jam 3 pagi.

Kalo aja acara yang 1000 episode dibuat lebih serius dan ga sekedar shoot-shoot close-up berlatar suara simbal, pasti hasilnya bisa lebih baik. Karena, Secara resources dan keinginan buat kerja keras tuh udah ada. 1000 episode lhoo.. bayangin bro. Game of Thrones aja yang acara TV terpopuler di dunia cuma tayang 10 episode setahun.

2014 udah tinggal lusa, kalo music Indonesia bisa sembuh dari virus boyband dan infeksi bakteri melayu, semoga di 2014 per-Televisian Indonesia bisa sembuh juga dari tren Variety Show jaman sekarang.



Monday, November 4, 2013

Mas Hendro Mau Kemana ?




First of all, let me say that this post is nothing about how desperate I am for some junior to ask me “mas hendro mau kemana ?” . trust me, if I someday in the future I make that kind of post, I might as well be dead at the moment.

About my future is what it is.

f the question being asked is “ Mas Hendro mau kemana ? ” then if it goes to what I want then the answer is perfectly clear. Artdicted Studio. My genius-precious-handsome creative studio. That’s where I want to go. That’s what I want to do. That’s the future I choose to have.

But then, it’s just what I want. And I can’t possibly living just under the term of what I want. There are thousands of factors that need to be added. Factors that make me feel that it’s not currently possible to do as I want.

So then I asked again to myself, “ Mas Hendro mau kemana ? “

Yeah, being graduated is never mean you have what it takes to face the real world. The cruel world where most of people think about themselves. The cruel world where dreams are killed and Passions are prohibited. The cruel world, where you mostly can’t get what you want.

Being graduated to me means, I’m in trouble !
I can no longer live freely as I want. I can no longer just live under my parents funding. I have responsibilities now. And it’s not just to study. Now, I have to make my own living but I also need to pursue my dreams. You see ? I’m using the word “But”, that means those two choices happen to be on a different paths. So then it leaves me with questions,

Mas Hendro Mau Kemana ?
Being with Artdicted Studio is the path for me to pursue my dreams. But as of the moments, Artdicted Studio has not grown enough to help me make my own living. As to make my own living, I need to work somewhere else, which means I have to leave my dreams for quite a long time and possibly forever if then I’m stuck with my Job or with the situations where I’m no longer the only one to be taken care of, because there is also my family.

See how complicated that last sentence is ? That’s nothing compared to the situations in my head.

I always hated people who live only to make a living. You know, stuck with their Job, waking up at 5 AM to prepare themselves for their lame Job they hated but have to do for eight to nine hours before they can get home at 5 PM and stuck in the same traffic and chaos as they already had in the morning when they go to work, everyday. Well now, I’m faced with the same possibilities, and I’m afraid I will fall for it.

People afraid of snakes, dark, or ghosts, and I’m afraid of being Corporate Junkie.

I want to be able to live as I want everyday and make a living from it. I want to be able to wake up at different time everyday, making film or music when it pleases me, design some stuffs, posters or buildings as I believe is good. Go to Venice, Raja Ampat, Gobi Desert or God knows where when I’m bored with all of my works.  I want to help people who are marginalized , I want to help those kids I see asking for moneys at the crossroads everyday, I want to make this world better, Influence people with messages I send trough my works. But most of all, I want to always be me. I want to wake up every morning and still remember what I want. To still remember what I am and who I am, every time I look myself at the mirror.

If there is a way to have everything as I mentioned, That will be the answer of, Mas Hendro Mau Kemana ?



Wednesday, October 16, 2013

Idul Adha and Another Side of the Story

Setiap kali Idul Adha selalu dibahas kisah pengorbanan nabi Ibrahim dan nabi Ismail. Pernah ga sih kepikiran pengorbanan yang dilakukan Sapi ?

Yang selalu diangkat adalah isu berbagi. Gimana si kaya, berbagi kenikmatan makan daging sama si miskin. Pernah ga sih kepikiran berbagi sama Alam ?

Sapi adalah bagian dari alam. Setiap Idul adha diman-man ada adegan penyembelihan yang jadi tontonan. Seakan - akan cuma pas Idul Adha aja ada Sapi dipotong. Padahal kan setiap hari ada Sapi dipotong. Dan itu berarti setiap hari juga alam berqurban buat kita.

Pernah kepikir begitu ?

Setiap hari McD buka, ada juga KFC, WS, sampe ke level Olive dan Mr.Burger. Ada juga warung sate muali sekelas Samirono sampe level Cak Amat. Daging segitu banyak kebayang ga sih sapinya darimana ?

Itu baru masalah hewan ternak, yang emang dari lahir dibesarin cuma buat dimakan. Kepikir ga Ikan di laut yang dipancing, dijaring, dan bahkan sampe di Bom ? Kepikir juga masalah Hutan yang terus dibabat buat diambil kayunya ? dijarah lahannya dan dijadiin sawah. Sawah yang terus dirajah dan dibangun rumah-rumah.

Dirumah kalian banyak semut yang gajelas muncul darimana ? di kamar mandinya kadang ada cacing keluar dari sela-sela ubin ? Atau kalian yang mungkin hidup di pedalaman pernah ada ular dan bahkan harimau masuk rumah ?

Salah siapa ?

Umumnya orang akan menyalahkan si hewan, padahal itu salah kita. Manusia. Semabarang ngebangun rumah. Tanah itu kan dari dulu emang udah rumahnya si cacing, markasnya si semut, jalur sirkulasinya si ular, dan tempat cari makannya si harimau. Mereka duluan disiti dan kita Manusia seenaknya mengakuisisi.

Alam itu udah banyak banget berqurban buat kita. Tapi kita diajarinnya berqurban buat sesama manusia terus. Padahal kalo dipikir apa sih yang udah dilakuin sesama manusia itu sama kita ? bandingin coba sama jasa dan pengorbanan Alam.

Pernah ga sih kepikir udah berbuat apa sama Alam ? Pernah berqurban apa buat Alam ?

Selayaknya sebuah kisah, selalu ada dua atau lebih sisi untuk ngelihatnya, Sisi yang sengaja disorot diekspos dan tampil secara vulgar, sama sisi yang butuh sedikit usaha dan mikir buat ngelihatnya.

Kasus Idul Adha ini cuma sekedar contoh aja. Kenyataannya banyak banget kasus-kasus pengalihan isu dan mind-setting yang ada di kehidupan yang punya kemungkinan tanpa batas ini.

Manusia itu sering banget dijebak paradigma. Secara ga sadar hidupnya dikontrol mulai dari pikiran, tindakan, sampe kebiasaan. Manusia itu sering banget kejebak isu. percaya gitu aja sama apa yang disebarin orang dan atau media tanpa sebelumnya nge-kroscek dulu secara keseluruhan.

Coba cek ke kaca terus tanya sama yang dikaca " Lo gw bukan Sih ? "

Dimana-dimana digembor-gemborin istilah "Be Yourself"

Ketek !

Be Yourself apaan.. gaya rambut ngikutin tren, gaya bicara ngikutin idola, gaya berpakaian ngikutin artis, gaya berpikir ga punya gaya.

Coba dipikir, apa kalian  asih memegang mimpi dan cita-cita kalian ? Atau buat kalian sekarang yang penting sukses dalam artian kaya, kerjaan jelas, dan gaji gede ?

kalo sekedar itu sukses buat kalian, maka kalian udah jadi korban paradigma dan sistem pendidikan yang berkembang di masayarakat.

Kalian sekolah bukan buat nyari ilmu, tapi nyari nilai. Kulaih bukan buat ngedalemin ilmu sesuai minat dan potensi, tapi sekedar nyari gelar paska kelar skripsi. Dan terus kalian cari kerja, apa aja yang penting gajinya cukup buat biayain hidup. Sukur-sukur kalo dapet gaji gede biar bisa diakuin sama society.

Sekali lagi coba cek semua yang pernah diajarin ke kalian. Coba agak mikir atau mikir banget dan cari perspektif lain dari apa yang pernah diajarin. Faktanya di bumi ini ada 7 Miliar lebih manusia dan usia kehidupan pasca masehi udah 2013 tahun. Artinya ada banyak banget ajaran yang udah diturunin. Baik sekedar pemukiran sampe ke pola perbuatan.

Kalau kalian mau jadi 1 diantara 7 Miliar, saran saya sederhana. Cek lagi semuanya, dan coba untuk ga terjebak sama apa yang udah ada.


Saturday, July 20, 2013

Dumb & Happy

So I had an insight that people tend to be happy if (and/or when) they are dumb.

Why ?

Because being happy requires a peaceful state of mind. Something that is awfully expensive for smart people.

Yap !

Berdamai dengan pikiran itu sulit bagi orang cerdas karena kecendurangannya untuk memikirkan berbagai hal. Karena mau tidak mau, suka tidak suka, disengaja atau tidak orang cerdas itu selalu mengalami loncatan-loncatan pemikiran. 

Di sisi lain, orang cerdas itu cenderung sulit menerima segala sesuatu begitu saja. padahal salah satu kunci utama kebahagiaan adalah bersyukur. Orang cerdas sulit bersyukur karena cenderung melihat celah (kebodohan) yang tidak disadari atau sengaja diacuhkan oleh orang bodoh. Celah-celah yang menuntut untuk diselesaikan dan diperbaiki. Keinginan untuk terus memperbaiki inilah yang akhirnya membuat orang cerdas sulit bersyukur.

Well it might be a lot judgmental. But if you smart and you think about it, I'm sure you'll understand.

Here, let me help you with a little example.

Dalam kondisi when atau ketika. Contoh kasusnya ada pada saat orang sedang mabuk. Biarpun saya belum pernah mabuk, tapi saya tahu kalo orang sedang mabuk, akan menjadi bodoh. Tolol bahkan. Tapi orang mabuk tertawa, tersenyum, dan itu adalah bukti kalau mereka bahagia.

Dalam kondisi if atau jika. Ini berarti orang itu memang bodoh. Contohnya ada pada kelompok Jackass.Saya yakin kalian pernah lihat, kalau belum, lihatlah agar mengerti. Seperi namanya jackass yang artinya tolol, kelompok ini secara sadar melakukan tindakan-tindakan tolol. Tapi betapapun mereka kesakitan akibat aksi tolol mereka, mereka selalu tertawa. Dan terus mengeksplor diri untuk berbuat lebih tolol. Kenapa ? Karena (selain dibayar) itu membuat mereka bahagia. 

Yah, mungkin contoh jackass agak sedikit arguable karena bahkan sebagian dari diri saya menganggap mereka jenius untuk bisa memikirkan aksi tolol mereka.

Anyways,
Let's just talk about smart people. In which as opposed to dumb people, is miserable.

Balik lagi, orang cerdas cenderung miserable karena sulit untuk menikmati banyak hal akibat kecerdasan mereka sendiri. Misalkan saja, dalam usaha menikmati tayangan di televisi. Orang cerdas akan sangat sulit menemukan tayangan yang pas karena kebanyakan tayang di televise secara vulgar memamerkan cacat tayangannya sendiri.

Misalnya saja acara musik yang tanpa ragu-ragu secara rutin menampilkan pertunjukan lipsync,  ftv dan sinetron dengan logika penceritaan serta make-up dan set yang dibuat asal-asalan, tayangan komedi yang menjual bullying sebagai sajian penggugah tawa, infotainment yang terus menerus mengeksploitasi privasi seseorang, hingga tayangan berita yang sering menunjukan aksi badut para politisi.

Saya ga pernah bisa mengerti, apakah orang-orang yang terlibat dalam acara tersebut ga menyadari kebodohan – kebodohan yang mereka buat ? atau apakah kebutuhan mereka akan uang dan rating sudah bener-bener membuta tulikan mereka akan fakta-fakta tersebut ?

Bagi kebanyakan orang, fakta-fakta tersebut mungkin hanya berakhir sebatas pengetahuan. Sudah tahu, tapi yasudah. Mau gimana lagi. Dan kemudian tidak mempedulikannya.

“Life has to go on, worrying about every single mistakes will just make your life miserable.”

Dalam kondisi seperti ini, kebanyakan orang lebih memilih untuk masa bodoh. And that makes them dumb, and happy at the same time.

Kalau kalian sudah menonton film habibie dan ainun, di bagian akhir-akhir dari film tersebut kalian seharusnya ingat adegan dimana habibie tidak bisa tidur karena memikirkan negaranya. Bukan hanya karena dia memilih untuk bangun dan mencari solusi, tapi juga karena dia akan sangat sulit untuk bisa tidur, sementara begitu banyak masalah dikepalanya yang harus diselesaikan, pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, puzzle-puzzle yang harus dikerjakan hingga terbentuk satu gambar besar yang tersusun rapi.

Yap ! hal lain yang membuat hidup orang cerdas itu miserable adalah susah tidur. Bukan karena insomnia, tapi karena tidak mampu berdamai dengan pikiran. Kalau kalian pikir tukang becak yang kalian temui sedang tidur nyenyak di becaknya yang terparkir anggun dibawah pohon rindang itu miserable, kalian (agak) salah.

Kenapa ? karena mereka beruntung, bisa tertidur dengan mengetahui bahwa anak istrinya dirumah sedang menunggu uang makan dirumah yang tagihan kontrakannya sudah menunggak 2 bulan, mereka beruntung bisa nyaman terlelap di bangku becaknya, dengan menyadari, bahwa hari esok dan lusa akan terulang kejadian yang sama.

“They make their self comfort at a place where they are not comfort. And that makes them dumb, and happy at the same time.”

Mau gimana lagi ? yaa bisa apa sih kita ? saya tuh cuma orang kecil. Kata-kata itu pasti sudah sering kita dengar.

Indonesia adalah Negara yang laur biasa dikaruniai oleh Tuhan secara sumber daya alam. Tapi mungkin tidak untuk sumber daya manusianya. Mungkin karena kita keturunan orang-orang yang hidup dijajah selama 350 tahun, secara genetik kita sudah berevolusi menjadi manusia-manusia yang nyaman dalam kondisi tidak nyaman. Itulah kenapa kebanyakan orang Indonesia bisa makan Iso , babat, dan brutu, dan bahkan menikmatinya.

Negara ini jelas-jelas bermasalah. Pemimpinnya sudah tidak jelas mana yang bisa dipercaya, sumber dayanya terus menerus dirusak secara gila, tata kota dan tata Negara yang semrawut, muskinya diteror aksi lisync dan wajh oriental yang berjoget dan bernyanyi dengan suara fals, dunia hiburannya dipenuhi oleh Artis yang terkenal lebih karena sensasi melainkan karyanya, dan  Pers yang memberi kita informasi perkembangan Negara setiap harinya sudah secara gambling memihak partai-partai dimana pemimpinnya berpolitik.

Berada di jalan yang macet dan penuh polusi atau berdesak-desakan di transportasi umum sudah menjadi rutinitas. Sama seperti demo anti kenaikan bbm, peningkatan upah buruh, dan menolak pemertintahan yang selalu berakhir ricuh. Sebagian besar orang hanya bisa pasrah, dan aksi terbesar yang mereka lakukan hanyalah mengeluh. Lalu kemudian beradaptasi menyesuaikan diri. Dan kemudian melanjutkan kehidupan mereka.

Yaa, mau gimana lagi ?

“People can’t live without any trouble, worrying about every single of it will only make you miserable.”

Move on ! adapt to every changes even if it’s way out of your comfort zone. gives no shit about your country, your past, or every single day after today. Stay dumb, and you’ll be happy.


(yeah right, *sigh)

Saturday, June 29, 2013

Partner Required


Kita hidup di Negara dimana kita ga tau siapa yang bisa dipercaya.
Yang mana yang benar, dan yang mana yang salah.
Semua fakta penting disembunyikan katanya demi untuk menjaga kestabilan Negara.
Semua orang bicara bisik-bisik atau bicara di belakang  katanya demi untuk menjaga perasaan orang lain.
Dua kenyataan yang cuma ngebuktiin kalo kita itu pengecut.
Kenapa ?
Karena kita ga berani mengungkapkan kebenaran, betapapun pentingnya itu.


The hell did I just say !?
Pft.

Okay. So I need partners.  Or maybe a partner. I don’t know, but maybe for someone like me wishing for partners, is just too much. Why ? because I’m this kind of person who seriously looks for partners this way.





But that’s just what I am. People should’ve understood that I’m genius and hell creative, so I just let people know other good points of me. This is important, because the only chance people can have an awesome long lasting partnership with me, is only by knowing, accepting, and appreciating all those parts of me.

And though I’ve mentioned there that I’m naïve, I’m just not naïve enough to believe that many people really can live with all that. But I believe, there are plenty, two-three, or even one, who can really live with all that good sides of mine. I don’t care how many, and I don’t care how they deal to live with that, as long as they really sincerely can, then it’ll be awesomely perfect for my purpose.

So ! if you are that person. That you know what kind of person,  (please) be my partner. And help me develope and realizing my ideas. Help me manage my studio. Help me find some projects to do. Help me in fund my project expenses. Help me, to be me, without all that part of me (yeah like that’ll happen).

 And I’ll help you for the same. Or more.

Fiuh~

Well asking that much was really hard for me.

Okay ! jadi apa hubungannya sama prolog tadi ?

Jadi begini. Selama ini, saya selalu berpikir bahwa saya bisa ngelakuin semua hal sendiri. Dan itu benar. Haha. Tapi, saya yakin, kalo ada yang bantu saya selama ini, pasti banyak ide-ide saya yang bisa terealisasi lebih baik. Dan ga akan ada ide yang terus menerus tertunda karena saya ga punya resources yang cukup buat merealisasikannya.

Di sisi lain, manusia itu benar-benar ga bisa diandalkan. Pertama, karena pada akhirnya semua orang akan mikirin dirinya sendiri-sendiri. Kedua, karena mereka akan dengan mudahnya ­bail-out.

Yap ! manusia itu ga bisa dipegang janjinya, susah diajak komitmen, apalagi kalo mereka ngerasa nothing to lose. Itulah kenapa diciptakan yang namanya kontrak. Untuk mengikat satu sama lain supaya ga seenaknya dating dan pergi.

Tapi saya sebagai manusia naïf, saya gamau tuh melandasi kerja sama diatas kontrak. Karena itu sedikit banyak cenderung membentuk keterpakasaan. Dan ga ada kerja yang baik dibentuk dari keterpaksaan. Yang saya inginkan adalah, pure beberapa orang dengan tujuan sama, berkomitmen untuk berkolaborasi untuk mengejar tujuan itu.

Yahh, namanya juga naïf.

Lantas beberapa hari ini saya mulai berpikir, apa bener bisa selamanya sendiri ? sekarang aja kenyataannya ide-ide yang udah terlanjur jamuran di kepala udah numpuk ga karuan. Dan setelah dipikir-pikir, saya harus mengakui bahwa betapapun jeniusnya saya, saya tetep butuh orang lain buat nge-garap ide-ide ini.

Ibaratnya gini. Sekuat-kuatnya kartu As, dia tetep butuh kartu Jack buat jadi Black Jack dan menang.

Yahh begitulah kira-kira.

Anyway, saya kemudian consult ke salah dua panutan hidup saya. Gregory House dan Yoichi Hiruma. House misalnya, sebagai seorang diagnostician paling jenius di dunia, tetep butuh thirteen, cameron, adams, dan yang lain buat brainstorming diagnosa sebelum akhirnya bisa nyelametin hidup orang. Banyak orang.  

Dan hiruma. Apalah hiruma sebelum ketemu kurita. Cuma anak jenius yang kerjaannya judi sama tentara amerika. Padahal buat dia itu sama sekali bukan judi karena dia udah tau semua kemungkinannya. Tapi setelah ketemu kurita, dia mulai punya tujuan, American football. Setelah ketemu Musashi, punya target. Christmas Bowl. Dan akhirnya ketemu sena dan semua temen-temen Deimon buat ngejadiin target itu possible. Plus mamori dalam hidupnya, dan semua sempurna.

Baru kemudian saya berpikir, saya bener-bener butuh partner. Partner yang mau sama-sama ngejar mimpi bareng saya. Dari target-target kecil kaya kompetisi, atau bahkan sekedar merealisasikan ide-ide yang melintas di kepala.

Lalu saya berpikir, partner seperti apa yang saya butuhkan ? sederhana. Partner yang bisa hidup dengan saya. Karena saya yakin, manusia yang bisa hidup dengan saya pastilah manusia yang highly committed. Dan itu cukup.


*tetep ga nyambung sih sama porolognya

Saturday, June 22, 2013

Artdicted Studio


Finally !! after being postponed for almost a year ! it's finally done ! the awesome official website of Artdicted Studio ! please kindly visit. just check out the features, the works, and everything. And please notify us for any thoughts you have in mind after seeing it. 

click here :
The Awesome Official Website of Artdicted Studio




regards !
Hendro Prasetyo,
principle of Artdicted Studio

Tuesday, June 11, 2013

The Clown




Badut,
Siapa peduli perasaan badut. Badut hidup untuk membuat orang bahagia, badut hidup secara jenaka, badut hidup untuk membawa tawa.
Siapa peduli perasaan badut. Begitu semua tersembunyi dibalik hidung merah, dan senyum lebar yang dibuat dari cat murah, maka badut harus membuat hidup menjadi cerah.

Badut,
Ditertawakan didepan atas nama hiburan
Ditertawakan dibelakang atas pilihan hidup

Badut hidup dengan berupura-pura.
Setidaknya dia jujur bahwa dia berpura-pura.

Bagaimana dengan anda ?
Bukankah anda juga berpura-pura ?

Pura-pura mengapresiasi padahal mencemooh
Pura-pura setuju padahal tidak
Pura-pura diam padahal berargumen membadai dikepala
Pura-pura memuji padahal mencibir
Pura-pura  puas padahal ingin mengkritik pedas
Pura-pura peduli padahal bodo amat

Badut hidup dengan berpura-pura
Lantas kenapa anda berpura-pura padahal bukan badut ?

Badut berlindung dibalik topeng senyum untuk menyembunyikan hidupnya yang penuh duka
Siapa tau apa yang anda sembunyikan dibalik topeng senyum anda ?

Tapi badut tau tujuan anda.
Karena topeng senyum anda menunjukan bahwa anda begitu putus asa untuk dierima di masyarakat.

Badut,
Badut peduli dengan anda,
Badut selalu menghibur anda,
Badut bisa membaca anda,

Tapi,
Siapa peduli perasaan badut.



*anyway, badut itu serem. 

Saturday, June 1, 2013

Chocolate Taste Cat Poo



“Cinta itu, Tai Kucing Rasa Coklat !”


Bukan itu tapi pesan utama yang ignin saya sampaikan melalui film dengan judul yang sesuai dengan transalasinya ini. Pesan ilusi yang dibawanya lah yang ingin saya sampaikan.
Semua orang tau kalo Tai Kucing itu menjijikan, bau, ginyuk-ginyuk, dan ga menyenangkan. Sebaliknya, hampir semua orang suka coklat (yeah God knows how unfortunate people who doesnt) , either dark chocolate dengan aroma kepahitannya yang original, atau coklat coklat turunan yang udah bersineri dengan unsuru menyenangkan lainnya semacam susu. Tapi pernah kebayang ga gimana kalo ada tai kucing dengan rasa coklat ?
Obat itu pahit, it is sucks to know that we have no choice but to consume it when we’re sick. Tapi anak kecil ga mengerti itu. Mereka cuma tau kalo obat itu pahit dan mereka ga suka. God forbid that thing get into my mouth ! That’s it. Itulah kenapa diciptakan obat dengan rasa strawberry, anggur, dan buah2an menyenangkan lainnya.
Tapi tahukah kalian bahwa obat itu ga sesungguhnya rasa srawberry atau anggur, atau jeruk ? Ilusi ! itu yang diberikan obat. Aroma ! itu triknya (dan tentunya kemasan yang menarik dengan warna pink yang oenjoe). Jadi, obat – obat yang pahit itu diberikan aroma strawberry, sehingga pas obat itu mau masuk ke mulut, aromanya akan tercium dan kemudian membentuk ilusi di otak bahwa obat pahit yang masuk ke mulut memang memiliki rasa strawberry. 
Prinsip yang serupa dilakukan sama produser FTV dan Sinetron. Dan Ilusi yang sama terjadi sama orang yang jatuh cinta. Dua hal yang saya kritik melalui film Chocolate Taste Cat Poo.
Kita bahas dulu yang masalah FTV dan Sinetron, yang diantaranya banyak menggadang – gadang permasalahan cinta. Dalam perspektif saya, sebagai seorang filmmaker amatir. FTV dan Sinetron itu TAI KUCING ! bahkan saya sebagai film maker AMATIR, tau betul bahwa acting yang dipertunjukan pemerannya itu seringkali terlalu pura-pura. Padahal Slamet Raharjo sebagai seorang maestro bilang Acting is not Pretending. Sudah actingnya terlalu pura-pura, mereka memainkan cerita yang entah logika penceritaanya bagaimana. Cerita Kacrut ga jelas dasar dan tujuannya. Belum lagi ekstras-nya yang actingnya lebih kacrut dari acting orang yang sedang memerankan orang gabisa acting. Kebayang ga tuh ?
Lantas saya mikir, Sutradaranya ngapain ? mikirnya apa ? ko bisa-bisanya acting seperti itu dibiarkan muncul di televisi nasional. Bisa-bisanya mengangkat cerita kacrut seperti itu untuk di film-kan. Cerita sterotype yang digarap hanya dengan setting yang berbeda. Kalo membunuh itu halal, maka mereka yang membuat FTV dan sinetron pasti sudah ada di list saya karena mencederai seni peran, dan pencitraan melalui gambar bergerak.
Disisi lain, produsernya cukup cerdas. Kenapa ? karena mereka membangun ilusi dengan baik. Mereka mencari aktor dan aktris yang cantik, yang bahkan beberapa diantaranya skill actingnya sudah dikaui dan melakukan shooting di set dengan pemandangan yang baik. Sehingga terbangun sebuah ilusi bahwa apa yang akan dipertontokan ini sesuatu yang bagus. Sesuatu yang menyenangkan. Dan sayangnya, banyak orang Indonesia yang jatuh dalam ilusi ini. Sehingga FTV dan Sinetron masih bisa tetap ada dan eksis hingga saat ini.
Lanjut ke masalah cinta. Jatuh Cinta . Namanya jatuh pasti sakit. Lantas kenapa jatuh cinta tidak ? Ilusi.  Lagi-lagi itu jawabannya. Orang yang jatuh cinta, otaknya dibanjiri dengan senyawa Serotonin dan Dopamine. Senyawa yang bisa membuat orang merasa senang. Sehingga apapun yang dilakukan dengan mengatas namakan cinta pastilah terasa menyenangkan, walalupun banyak diantaranya yang sebenernya self destructive. Itulah kenapa cinta itu tolol ! dan banyak orang mati bunuh diri karena cinta. Mereka memilih mati karena akhirnya menyadari betapa banyak kesia-siaan yang telah mereka lakukan saat dimabuk serotonin dan dopamine. And they just cant live knowing that they have ever done those shame on their life. Kesimpulannya, Cinta itu Tai Kucing.
Dengan prinsip yang sama, Obat, FTV/Sinteron, dan Cinta membangun ilusi pada manusia. Bedanya, Obat, sepahit apapun itu akan membawa kebaikan pada diri kita. FTV/Sinetron dikemas semanis apapun akan sangat sulit membawa kebaikan pada kita. Dan sebagai penengahnya, Tuhan entah mengkaruniai atau menghukum kita dengan cinta. Yang bisa kapan aja membawa kebaikan dan keburukan, yang bisa aja terkategori sebagai hal baik atau buruk,  the one that bitter and sweet at the same time.
Whilst FTV/Sinetron will always be a Chocolate Taste Cat Poo, Everything about Love will always be Blur. Love can be the Chocolate, Love can be the Cat Poo. Though the reason is blur, God grants us the choice to decide What Love will be to Us.

Another Crossroads

 


I’m 22 now. And i’m facing another crossroads of my life. It’s only till November and I have to be able to stand up on my own to completely be a grown man by then. But which way do I have to go. Should I stay idealist and keep forcing to chase my dream and live in what I believe is the choice of my life ? Or should I fall into what people believe as reality, complete my study as soon as possible and working in architecture firm after ? of course with the consequences of applying to some of it, letting them see my portfolio and rejecting me after. Or worse gives no shit and reply nothing.

God blesses me with a capability to think way out of the box. To see what most people don’t. To be able to dream high. But also challenge me with such hard way to live. Lots of fails and disappointments. In which every of it is forcing me to kill my dreams slowly but kind of sure.

Crossroads. I know where I want to go, but I don’t know if it’s the right way to go.

Friday, January 25, 2013

Indomaret Fresh !

Indomaret Fresh ! Yap ! Mini Market waralaba ini mau membentuk sebuah image baru sekalian ngeluarin tipe mini market yang menawarkan konten dagangan yang lebih lengkap. Mungkin karena ngerasa ngebayar arsitek plus graphic designer buat ngedesain logonya bakalan mahal dan idenya terbatas, Boss-nya Indomaret memutuskan buat mengadakan sayembara yang pesertanya adalah mahasiswa. Mengingat status saya sebagai mahasiswa dan ikrar saya untuk merintis karir di 2013, saya kemudian bekerja sama dengan Juwitaa Kurnia turut serta dalam sayembara ini.

Dan inilah karya kami. Indomaret Fresh ! dengan konsep muda dan natural sebagai bentuk dari fresh itu sendiri. Enjoy !

The New Look

The Interior


New Feature - Butcher Shop


The Facade

Another Interior From
Another New Feature - Bakery Shop

Well, hadiahnya besar banget. Juara satunya 50 juta. Dan semenjak kalian sudah melihat dan membaca sampai sejauh ini, alangkah baiknya kalian menutupnya dengan mendoakan kami, agar kami bisa memenagkan kompetisi ini. Sehingga kalian bisa menikmatinya dalam bentuk yang nyata. Amin !

Skripsi Ekspress, Fringe, Sceptical and Possibilities


Fringe
Epic ending.  Pernah berpikir buat menginterogasi mayat ? pernah berpikir bahwa itu mungkin ? Well, fringe emang cuma serial televisi, tapi berdasarkan serial itu, secara teori seorang atau mungkin lebih tepat sebuah mayat masih mungkin untuk diinterogasi selama itu belum meninggal lebih dari 6 jam. Caranya ? silahkan nonton serialnya untuk lebih jelas.

Possibilities. My best Regards for JJ Abrams and friends for their tremendous works of creating Fringe. One Sci-fi Serial teaching me about human capabilities, all explained scientifically, yet I don’t understand even just a bit.

Tuhan menciptakan kita dengan kecerdasan yang luar biasa. Dengan kemampuan yang luar biasa, yang sayangnya banyak dari kita termasuk saya, belum banyak mengeksplornya. Kita sering terlalu meremehkan diri sendiri. Dengan gampangnya berkata, “ahh, itu sih gak mungkin !” , padahal belum nyoba. Padahal kalo dipikir-pikir lagi, secara teori itu memungkinkan. Tapi lagi-lagi, banyak dari kita kemudian mengatakan, “ahh, itu sih cuma teori !”

Saya mungkin emang kebanyakan nonton film, atau masih kurang dewasa untuk berpikir realistis, dan saya meyakini kalo saya masih sering terlalu naïf, terlalu optimistis, makanya sering kecewa. Tapi sisi baiknya, saya jadi berani melakukan berbagai hal, menantang diri saya, sekedar untuk membuktikan bahwa sesuatu mungkin untuk dilakukan. Atau untuk membuktikan, kalo saya bisa. Bahkan dalam jangka waktu tertentu, yang menurut orang ga mungkin. Dan dari situ, saya jadi banyak belajar hal baru.

Skripsi Ekspress. Seberapa ekspress? 4 hari ! “Ahh, itu sih ga mungkin!”  well, to be fair, emang bukan skripsi final sih, tapi saya berhasil mengerjakan draft skripsi saya, yang setara sama 75% dari skripsi saya, dalam 4 hari. Bahkan kalo dihitung dari jam kerja efektifnya, kalo ditotal ga sampe 24 jam. Again, to be fair, saya emang udah ngumpulin sebagian besar bahannya dari sebelum-sebelumnya. Dan saya udah nyelesain 90% 1 dari 5 bab sebelum 4 hari itu. Tapi lagi-lagi, kalo dihitung jam kerja efektifnya, kalo di total juga masih sekitaran 24 jam.

4 bab tersisa, 5 Hari sebelum deadline. Saya dengan bejatnya merencanakan buat menyusun skripsi satu hari satu bab. Dan karena masih sisa satu hari, saya dengan penuh kesadaran tinggi akan deadline, menggunakan H-5 sebagai hari terkahir buat merefresh pikiran. Yang saya dengan bejatnya ingkari, karena bahkan sampe H-1 juga saya masih banyakan main dan nonton Game of Thrones daripada nyusun skripsi.

But it’s done ! Dengan penuh pandangan remeh orang-orang disekitar bahwa saya akan sanggup menyelesaikannya, saya benar-benar berhasil menyelesaikannya. 4 Hari, 4 Bab. Dan saya telah menjalani dua kali siding skripsi di dua hari berbeda dengan dua dosen berbeda, yang hasilnya pun cukup memuaskan.

Saya bukan mau pamer saya bisa nyelesain draft skripsi saya dalam 4 hari, yang saya mau sampaikan adalah kita mampu ko kalo kita mau, kita bisa ko kalo kita yakin, tentunya dengan syarat selama Tuhan mengijinkan. 24 jam itu sebenernya banyak kalo kita bisa manfaatin dengan bijak. Walaupun saya sebagai mahasiswa arsitektur suka ngerasa kalo 24 jam itu cepet banget terutam di hari-hari  menjelang deadline.

Banyak dari manusia yang belum cukup berani untuk menghdiup hidupnya dengan mengeksplorasi dirinya dan sekitarnya. Mungkin karena ga semua dari kita diberi kemampuan lebih sama Tuhan buat bisa memahami hal-hal yang emang membutuhkan kecerdasan level tertentu untuk menegerti. Tapi bukan berarti kita terus terjebak sama zona nyaman kita. Terus melakukan apa yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang dan menjalani hidup seperti apa yang biasanya kita bisa.

Kebanyakan orang-orang disekitar Alexander Graham Bell pasti ga pernah repot-repot berpikir buat bisa berkomunikasi langsung jarak jauh sama saudara atau kerabatnya. Kebanyakan pasti menyamankan diri di zona tidak nyamannya, buat nyamperin orang itu atau kirim surat via burung hantu yang entah sampe atau ga. Tapi Alexander Graham Bell, orangnya ga suka repot. Makanya dia nemuin telephone. Pun begitu dengan penemu handphone yang males bawa-bawa receh buat make telephone umum atau introvert di box wartel. Atau bahkan alasannya lebih personal kaya pengen pacaran via telephone secara lebih private. Who knows ?

Menantang diri sendiri, atau menjalani tantangan yang diberikan dunia, atau sekedar teman kita. Apapun itu, selama ga terlalu membahayakan atau benar-benar diluar batas kemampuan kita sekarang. Baby Steps they say. Be a damn good Yes Man kaya Jim Carey, atau an awesome always Challenge Accepted man, kaya Barney Stinson. Yakinilah kalau kita mampu untuk mengerjakan suatu hal baru sebelum kita nyoba dan bener-bener gagal berkali-kali. Sekali lagi, Tuhan menciptakan kita dengan kemampuan untuk memungkinkan hal-hal yang bahkan belum terbayangkan. Kita Mampu, kalo kita Mau ! tinggal seberapa komitmen kita sama keinginan kita itu dan kehendak Tuhan yang menentukan tingkat keberhasilannya.






Anyway, saya masih ada semacam hutang buat ngebuktiin kalo saya bisa mainin satu lagu aja pake Saxophone dan waktu saya buat belajar dari 0 cuma tiga hari. Masalahnya saya gak punya Saxophone, mungkin kalo ada yang mau minjemin, saya akan dengan sangat senang hati melakukan tantangan itu. Sekalian ngebuktiin keabsahan postingan ini juga, dan mungkin menjadi awal dari ide saya buat bikin semacam kumpulan video dimana saya menjalani tantangan dari orang-orang. Kalo Myth Busters punya red-line acara ngebuktiin mana yang beneran bisa dilakuin dan ga dari sebuah film, saya punya red-line acara buat ngebuktiin sejauh apa kemampuan saya sebagai salah satu dari spesies manusia dalam mempelajari hal baru.  Saya yakin, itu pasti seru !

Thursday, January 3, 2013

Bermula di Tiga Belas

Menjadi orang baik, ga kerasa udah setahun semenjak menjadikan itu sebagai resolusi tahun lalu. Sebuah resolusi yang kemudian membuat saya bertanya, "was I that bad to have that kind of resolution ?" Lucu rasanya kalo ngelihat masa lalu, mempertanyakan segala pilihan hidup dan pemikiran saat itu.

2010 berganti 2011 dengan sebuah keinginan untuk terlepas dari segala kesialan.
2011 berganti 2012 dengan sebuah tekad untuk menjadi orang baik.
2013 ?

Sebelum sampai kesana, mungkin lebih baik untuk mereview dulu apa yang sebelumnya terjadi di 2012.


Berawal dari #foreveralone(newyear)party, yang berlanjut dengan #foreveraloneinternship, awal tahun 2012 kemudian diakhiri dengan sebuah perjalanan super Awesome berlabel #foreveralonejourney. Sebuah perjalanan Jogja - Malang yang dihiasi wacana ke Bali dan satu malam tersesat di Surabaya. Perjalanan yang merupakan salah satu bab paling Awesome dalam hidup saya, yang saya jalani sendiri. Benar-benar sendiri.


Tema Besar WEX 2012

Vertidial House / Project Kelompok Saya

Respon Masyarakat

The Awesome Team

Lepas dari perjalanan paling awesome sejauh ini, hidup kemudian berlanjut dengan kesibukan Wiswakharman Expo 2012, dan Paska KKA. Project pameran arsitektur super Awesome yang menjadi penutup epic untuk kerja bersama sebagai satu angkatan.




Sempat merasa hampa paska kesibukan WEX yang berakhir begitu saja setelah sekitar 3 bulan sebelumnya mengisi hari-hari, studio tematik yang sudah dicampakan selama itu, kemudian menuntut untuk diselesaikan. Dan lahirlah sebuah International Research Plaza yang lebih cocok disebut Intergalcatic Research Plaza ini.

The Barely Awesome Team

Lepas dari kesibukan studio, Kuliah Kerja Nyata yang sudah mengantri di antrian kesibukan berikutnya kemudian mengisi 40 hari yang juga merupakan Bab paling Awesome dalam hidup. Berlokasi di Desa Kulur Ilir, Pulau Martabak (Bangka) , liburan dan bulan ramadhan diisi dengan program utama berupa Perancangan Masterplan Pantai Kulur Ilir, Perancangan Masjid Setempat, dan Pembangunan Shelter untuk berisitirahat menikmati suasana dan panorama pantai kulr ilir, yang setiap prosesnya merupakan pengalaman baru yang Awesome bagi saya.

The Masterplan

The Bungalow

The Construction Process

The Main Structure

The Built Main Structure

Ini shelternya yang baru kebangun sampe struktur utamanya. Buat jadi seperti ini, ada beberapa proses berikutnya yang bener-bener baru dan seru buat saya. Misalnya, untuk dapetin kayunya, kami harus masuk ke Hutan dan menebang sendiri, setelah itu harus dikulitin, baru bisa dirangkai, dan terkahir dicat.


The Local Mosque Project

Sebagai satu-satunya mahasiswa arsitektur disana, saya diminta tolong sama warga setempat buat ngedesain masjid yang emang udah direncanain buat di renovasi. Dan sekarang masjid ini lagi dalam tahap pembangunan.





Status sebagai mahasiswa tingkat akhir ga lantas ngebuat saya jadi sibuk kuliah. Project Jacket kerjasama sama Mr.Io ini malah lebih banyak menyita pikiran selain tugas studio terakhir. Hasilnya memuaskan, dan sebagian dari itu, terus dipake buat jadi modal membangun karir.

Setelah itu ada dua project film, satu clip singkat, studio terakhir, dan di penghujung tahun ada kompetisi dari semagatberbisnis.com yang bicara banyak mengenai membangun karir di usia muda.






Nahh, bicara mengenai membangun karir, 2012 terasa berakhir begitu cepat karena tahun ini bisa dibilang sangat produktif. Selalu ada project seru yang mengantri untuk diselesaikan. Dari situ saya sadar kalo begitulah hidup yang ideal menurut saya. Melompat dari satu project ke project lain, yang kesemuanya merupakan passion saya.

2013 adalah tahun penting bagi artdicted studio. Studio artchitecture milik saya. Web sedang dalam proses pembangunan, sitkom sudah diwacanakan, beberapa kompetisi sudah mengantri untuk diselesaikan. Dan Skripsi ! harus segera diselesaikan. 

Tahun ini, di tahun yang memiliki angka 13 yang diyakini sebgian orang sebagi angka sial, di tahun dimana isu kiamat tidak lagi membayang-banyangi, saya Hendro Prasetyo, Principle of Artdicted Studio, menekadkan diri, untuk membangun karir dibawah bendera Artdicted Studio. Wish Me Luck !