Saturday, January 29, 2011

The Magic of Comic


-->
"Selama kemungkinannya belum 0%, masih terlalu cepat untuk membuang harapan untuk menang” 
– yoichi hiruma.

Yoichi hiruma. Dia bukan seorang filsuf, bukan juga seorang motivator hebat. Bukan seorang pengusaha sukses, atau atlet profesional pemenang olimpiade. Dia hanya seorang karakter yang bahkan tidak nyata. Yap! Youichi Hiruma adalah seorang kapten tim american footbal dari komik karangan Yusuke Murata dan Riichiro Nagaki yang berjudul Eyeshield 21.

Yoichi Hiruma

Dia tidak nyata, tapi kata-katanya bisa begitu hebat dalam membangun harapan. Itulah salah satu keajaiban dari dunia komik. Saat cerita fiktif itu, bisa membuat kita terpikir, “ohh, iyaa juga yaa”. Atau saat cerita fiktif itu menyentuh hati kita, dan membuat kita berkata. “saya juga pasti bisa seperti mereka”.
Sebagian fantasi dan ketidak nyataan yang diceritakan dalam komik, sebenarnya sangat mungkin diterapkan dalam kenyataan sehari-hari. Setiap optimisme, rasa kesetia kawanan, kerjasama, dan kekuatan mimpi yang nantinya berbuah baik dalam kehidupan, Itu semua sangatlah real. Sangat mungkin untuk diterapkan.
Komik bukan hanya sekedar bahan bacaan yang menghibur. Banyak hal yang bisa dipelajari darinya. Entah dari jalan ceritanya, atau dari karakter yang ada di dalamnya. Contohnya saja, Kita bisa belajar dari kegigihan Kazamatsuri Sho di Whistle yang selalu berlatih keras untuk menjadi pemain sepak bola handal. Dari Naruto yang selalu teguh untuk memenuhi janjinya. Dari Ruffi di one piece yang sangat setia kawan. Atau dari teman-teman Deimon Devil Bats di eyeshield 21 yang gak kenal menyerah dalam mengejar mimpi mereka untuk main di Christmast Bowl.  Dan bahkan, hanya dari Yotsuba si anak kecil yang selalu bisa bahagia dengan hal-hal sederhana.

Mr.Sceptic
Optimisme, itu yang terpenting. Memandang skeptis sesuatu dan menyerah sebelum berusaha karena menganggapnya tidak mungkin bukan sesuatu yang baik. Memang banyak hal dari komik yang sepertinya tidak mungkin atau jelas-jelas tidak mungkin. Tapi lihat sisi baiknya, banyak pesan dan hal baik dan jelas-jelas mungkin dari komik. Seperti kisah Kazamatsuri Sho dan Deimon Devil Bats yang selalu berusaha keras, hingga akhirnya berhasil meraih mimpinya.
Kenyataan hidup ini memang terlalu keras. Kerasnya kenyaataan seringkali membuat kita kehilangan optimisme dan keberanian untuk bermimpi. Untuk itulah kita harus sesekali melihat dunia fantasi. Untuk membangkitkan kembali optimisme dan keberanian untuk bermimpi itu. Dan salah satu cara tersederhana dan terdekat untuk itu, adalah dengan membaca komik. Tapi ingat, Jangan sampai tenggelam di dalamnya.
Saya ingat dulu waktu saya membaca buku terakhir dari komik slam dunk, saya sampai hampir menangis karena begitu tersentuh dengan kemenangan tim shohoku atas sannoh, dan betapa terkesannya saya dengan permainan hanamichi sakuragi di pertandingan itu. Lalu saya berkata dalam hati, suatu saat saya harus bisa merasakan kemenangan seperti itu. Saya harus bisa seperti Hanamichi Sakuragi yang akhirnya bisa diakui meskipun di awal dia begitu bodohnya hingga harus selalu dikeluarkan dari pertandingan.
Hiruma Youichi, Hanamichi Sakuragi, Sho Kazamatsuri, adalah karakter-karakter komik favorit saya. Mereka adalah karakter-karakter pekerja keras, yang membuat mimpinya yang awalnya seperti tidak mungkin, menjadi mungkin untuk dicapai. 

My favorite comics
Satu hal yang paling menginspirasi saya dari dunia komik adalah bagaimana mereka bisa begitu berani bermimpi. Lalu berbekal kekuatan mimpi itu, mereka berjibaku, bekerja keras untuk menggapainya.  Dan itu membuat saya berani bermimpi untuk menjadi seorang Artworker. Saya ingin menjadi seorang pekerja seni yang bisa mempengaruhi dunia dengan karya-karya saya. Saya ingin menyampaikan pesan-pesan pada dunia melalui karya-karya saya.
Yes! I want to have a career as an artwotker. Cause in art i can send messages, so i can influence the world ! Hahaha!

Tuesday, January 18, 2011

Tentang Garis

Ini semua hanya tentang garis.
Yap !
Garis !!!

Garis-garis yang berhulu di atas kertas, Garis yang penuh hasrat ketepatan, Garis yang setiap milimeternya harusnya bisa dipertanggung jawabkan. Garis yang setiap kemiringan derajatnya, merepotkan.

Garis-garis ini mewakili tulang belulang, otot, daging, hingga ke jeroan-jeroan dari tempat kamu dan kami berdiri berteduh dari terik matahari. Garis-garis ‘’semu’’ perwakilan kayu batu, besi dan baja di dunia nyata.

Garis ini ‘‘tidak bisa’’ kami kreatifisasikan. Sulit untuk kami mengerti.  Membebani kami walau tebalnya tak lebih dari 1 mili.

Tanpa perlu bisa melukis garis ini menghitamkan mata kami. Tanpa perlu mengawasi, garis ini membuat kami terjaga sepanjang hari.

Garis ini membuat kami  berjibaku mendirikan kayu, lengket berlumuran merekatkan gading dengan titik-titik salju yang dipadatkan. Berlumuran darah, demi membelah kertas coklat setebal kuku kaki.

Garis ini mengsosongkan saku kami. Menarik rupiah demi rupiah pemenuh kebutuhan harian kami.  Membuat kami bermusuhan dengan waktu, membuat kami harus beralih, dari apa yang seharusnya nomer satu.

Garis-garis ini bahkan memecah kami. Membuat kami bersilat lidah demi angka-angka yang berpengaruh pada prestasi.

Garis-garis ini menghantui kami atas perintah “lengkung-lengkung” yang kurang manusiawi. Beratas namakan kebaikan kami, dengan pucuk-pucuk putih di puncaknya, BISA ! diharuskannya kepada kami. Baik memang, tapi haruskah seperti ini ?

Mungkin kami lemah, mungkin kami terlalu manja, Mungkin masa sudah terlalu lama merelaksasi otak dan tulang punggung kami. Mungkin itu bukan kami. Tapi saya. Dan mungkin, ada cara yang lebih baik dari ini.

Sekarang waktu telah membuat kami melalui masa-masa penuh kekerasan garis itu. Sekarang kami hanya sanggup menanti, sambil terus berharap, segala apa yang telah kami perjuangakn demi garis-garis ini berbuah baik. Sambil terus berharap, tak perlu lagi kami berhadapan dengan masa-masa kekerasan garis ini.

Tuhan, Bantu kami.       

Sunday, January 2, 2011

Sebuah Resolusi

“ duarr..!! duarr…!!! duarr…!! “ , malam itu, sekitar pukul 23:45, langit jl. Kaliurang sudah dihiasi oleh suara riuh ledakan yang bersambutan dan warni-warni api yang indah menghiasi langit. Saya yang sedang duduk di dalam kabin belakang yaris hitam saat itu merasa seperti Robert downey Jr. di film Ironman 1 saat ia sedang di dalam humvee dan tiba-tiba dihujani oleh RPG.

Yap! Suara ledakan itu menandakan berakhirnya tahun 2010. Tak terasa, sudah setahun lagi berlalu dalam hidup saya. Dan waktu, seperti berjalan semakin cepat saja. 

Resolusi. Itu yang kemudian terpikir di kepala saya. Dan langsung saja sebuah kalimat terlintas tak lama kemudian.

“ Semoga semua kesialan yang terjadi di 2010 berbah menjadi hal-hal menyenangkan di 2011 ”

Yeah,, Like waiting for a rainbow after so much rain falls, I really wished that every single bad things happened in 2010, turn into very good things in 2011. It reminds me with what my friend Afifah Muthi’ah said in her Blog when she wrote about rain and rainbow.

She said “ dibalik kesedihan, pasti ada keceriaan. setelah hujan pasti ada pelangi ”

Waiting for the Rainbow
And not quite long after that resolusion was made, one of my best friend texted me a message.

“ May the year that waits aheads will be fulfilled with more love, laughter and precious moments “

A very good start I think. And I hope this very good start will keep going and going. Aminn. If a wheel can turn upside down, why can my life be ? hahaha!

Okay, I think that’s enough of me as an introduction of what I’m really going to write here. I know it’s a very long introduction. So sorry about that.

Resume. Bersamaan dengan Resolusi, sudah seharusnya resume muncul. Dan inilah SEBUAH RESUME tentang 2010 menurut pemikiran Hendro Prasetyo.


Sebuah Resume

Resume. Bersamaan dengan Resolusi, sudah seharusnya resume muncul. Dan inilah Sebuah Resume tentang 2010 menurut pemikiran Hendro Prasetyo.

Overall, I think 2010 was not a very good year. Especially for Indonesia. If we may remember, there’s so many disaster happened in that year. The one still fresh in my memory is the eruption of Merapi. And happened in the very same day with the eruption was the Tidal Wave that struck Mentawai. Not long before that there’s Wasior Flood, and many other floods happened both before and after that.  

Merapi

Banjir Wasior

Tsunami Mentawai


It all then makes me think, what is wrong with my country ?

Apa sih salahnya Indonesia sampe Allah SWT terus menerus ngasih cobaan buat Indonesia ? lebih jauh lagi saya berpikir, mungkin ini semua salah saya juga, atau salah tmene-temen juga ? salah kita semua yang mungkin kurang bersyukur, atau mungkin terlalu banyak berbuta dosa di negeri ini?

Atau lebih lebih jauh lagi saya berpikir, mungkin Allah SWT ngasih Indonesia cobaan biar Indonesia bisa jadi Negara yang kuat. Negara yang nantinya bisa tampil di Dunia. Bisa Eksis, atau malah mungkin bisa sampe membuat Dunia lebih baik ? Terlalu jauh sepertinya saya berpikir, tapi kemudian itu membuat saya jadi berharap kalo pemikiran saya ini bisa terwujud. Well, who knows.

Itu kalau ngeliat dari sisi bencana. Kalo ngeliat dari sisi seni sebagi hal yang saya sangat suka, Indonesia pada khususnya, sepertinya masih belum banyak perkembangan dari seblelumnya.

Dunia musik mainstream, yang notabene bertebaran di tv-tv setiap hari, masih dijangkiti sama suatu flu bernama pop melayu. Dan malah semaikn parah dengan bermunculannya boyband dan girlband yang coba-coba tiru seperti di Korea sana. Parahnya, tiru-tirunya sampe ada yang “plek” banget baik dari gaya, lagu, bahkan sampai ke video clip. Dengan lirik “lucu” macam “hatiku cenat-cenut setiap ada kamu” mereka yang sudah kebelet famous muncul dan memperparah kondisi musik local.

Itu Musik. Bagaimana dengan film? Sepertinya tidak jauh berbeda. Film horror, sex, komedi, dan kombinasi spektakulernya yang bernama horror sex komedi masih mendominasi  wajah perfilman local. Untungnya, sudah mulai bermunculan kembali film-film yang menggebrak aliran orientasi sesat ini. Sebut saja judul-judul seperti Hari untuk Amanda, Sang Pencerah, atau Alangkah lucunya Negeri.  Yahh, Paling tidak secara genre, film-film itu sudah keluar dari genre horror sex komedi yang sesat itu.

Well.. ga semua yang terjadi di 2010 merupakan hal yang tidak menyenangkan. Salah satunya yang kita semua seharusnya masih sangat ingat  adalah bagaimana Timnas Sepakbola Indonesia mengalami kebangkitan yang sangat luar biasa. Yahh, biarpun masih kalah dari tetangga kita Malaysia. Tapi secara keseluruhan saya bangga dengan Timnas Indonesia. Berbekal pemain-pemain baru hasil naturalisasi seperti Cristhian Gonzales dan si Ganteng Irfan Bachdim, atau pemain asli local seperti Octo Maniani. Timnas kita sudah bisa sampai ke final dengan sangat gemilang.

Demam sepakbola sesaat di akhir tahun itu seperti sedikit pelangi setelah hujan yang terus-menerus menerpa. Menyatukan Indonesia yang sedang dalam pemulkihan luka, membangkitkan jiwa-jiwa nasionalis yang seakan tersemukan fana.

Nasionalisme dan Persatuan

Just like what I’ve said before. In every bad things happened there should be a good thing. So, just wait and see till it comes. Or for better, do something! Do any single simple thing so that a good thing will come.

And for the last, Let us all pray for a better year. For us, for Indonesia, and for the world. Amin.