Tuesday, November 30, 2010

Can I Have A Break ?


" Me : Maam, Can i have a break ? "
" Maam : Are you Kidding me ? "



December 2010 seems to be the anARCHiest month I’ll ever had. I’ll have my hands, my eyes, my mind, body and soul, for things called assignments. Yes, anARCHy assignments.

Beberapa minggu terakhir, saya selalu miris melihat wajah teman-teman saya. Wajah-wajah bermata panda, berkantung mata di kantung mata, wajah-wajah dengan aroma cat air, pensil warana dan kerrtas gambar, yang sebulan kedepan akan ditambah dengan aroma kalkir dan tinta rapido. Wajah-wajah yang seakan selalu berkata, “can I have a break ?” .

Yap! sudah beberapa bulan terkahir ini, kehidupan kami (mahasiswa arsitektur gadjahmada 2009) seperti sedang diterpa oleh badai. Bukan hujan air, tapi tugas. From one to another, those things called assignments just keep coming and waitng to be done. Resiko mahasiswa arsitektur memang., tapi…..







Bentuk Teman-Teman Saya di Masa-Masa Deadline




Dan Desember , ada apa dengan desember? Desember adalah puncak dari segala kesibukan kami di semester ini. Sejauh ini sudah ada 3 daftar tugas besar yang menanti,  Membuat desain Waterfornt Recreation Park, A building with a complete Lighting Design, dan tentu saja, menu utama kami, gambar kerja bangunan 3 lantai yang setiap millimeter garisnya harus bisa dipertanggung jawabkan. 3 itu sajakah? Saya rasa tidak, kami masih punya 4 mata kuliah lagi yang tugas besarnya masih rahasia. I guess there will be no more Sunday in December.

Banyak. Tugas kami banyak. Tapi bukan sekedar berbagi daftar tugas yang sebenarnya akan saya tulisakan di postingan ini. Melainkan cara menghadapinya tanpa harus merasa stress, dan stress.

First, Just do it !! Think Less Do Enough. Tugas ga kan selesasi kalu cuma dipikirn. Jadi gausah dipikirin,. Dikerjain aja! Sebenarnya tuh sesederahana itu. Kalo kita tuh terlalu sibuk mikirn tugaas, nanti  akhirnya malah stress dan sakit sebelum bisa ngerjain tugas itu. Kerjain, dan jangan cuma jadi Wacana.

Second, Don’t make any excuse to not doing the tasks. Ada sejuta alasan buat ga ngerjain tugas-tugas kita. Kaya misalnya, “gw juga manusia kali, butuh istirahat” terus tidur. Dari jam 10 sampe jam 8 pagi. Atau, “aduh gs ada ide!” . Kerjain aja,. Buat sketsa. Jelek? Perbaikin. Masih jelek? perbaikin lagi, terus terus mensketsa sampai bener-bener puas sama hasilnya. Jangan tunggu ide datang. Tapi kerjain dan buat ide itu datang. Teori memang. Tapia apa salahnya menikuti teori. Toh teori juga ada karena sebelumnya ada yang berhasil mempraktekannya.     

Third, Control your daily needs. Okelah saya tau tugas kita banyak, tapi jangan jadi kaya workaholic terus lupa makan tidur, dan mungkin beribdah. Tuhan kasih kita 24 jam. Pake 6 jam buat itdur. Curi-curi waktu kuliah buat tambahan kalo kurang. 2 jam buat makan 3 kali dan beribadah 5 kali. Pokonya gimana caranya biar makan kita selesai setngah jam plus beli-beli kalo harus keluar. Dan ibadah 5 menit per sekali ibadah. Berdoa sama Tuhan biar kita sikasih kekuatna, kesehatan, kemampuan, kesabaran, kesadaran, dan daya tahan untuk tidak tidur lama-lama, dan tugas kita bisa beres secara maksimal.masih ada 16 jam. Mau ngapain? Mandi? Setengah jam cukup kali yaa. Main sih yang penting, 1 setengah jam lah boleh. Masih ada 15 jam. Dipotong kuliah kira-kira 5 jam. 10 ja ? cukup kan buat tugas? Kalo kurang, curi-curi waktu kuliah aja. toh kita punya kuliah bebas mau ngapain dikelasnya dan dating jam berapa juga.

And last but not least, feel free to play or doing things you like to release some stress you’ve had. Jangan bilang ga ada waktu buat main tau have fun sedikit. Pinter-pinter aja cari dan curi waktunya. Pasti ada. Don’t care how much pain you’ve had if you do things you like, you’ll have some refreshment for your mind and body. Apalagi kalo ngelakuinnya sama someone you love. Hahaha!

Enjoy your day enjoy your tasks, Have some chocolates or tea, Make some smiles, do lots laugh, share, do social life, dance, sing, or simply just daydreaming. Do whatever to kill the pain. Just don’t forget to do your tasks. We’re not alone facing all of these. There’re 95 people like us. Be smart, be ready, Be Architect !! Hahaha!     

Tuesday, November 9, 2010

Kuliah Persahabatan


Malam itu, sekitar pukul 00:30 , mengawali jumat 29 oktober 2010, ditemani “secangkir” cofeemix dan “secangkir” capuchino dari sebuah warung waralaba berlabel indomaret. Berlatar belakangkan suara riuh “debu-debu” berterbangan dan sirine ambulans. Sebuah kuliah 3 SKS tentang persahabatan yang diampu oleh seorang Muhammad Yusuf terjadi. Saat itu peserta didiknya hanya satu. Seorang Hendro Prasetyo. 




Bagaimana kuliah ini terjadi ?

Semua berawal dari hasrat saya menyelasaikan film yang tengah saya kerjakan. Namun semenjak kepergian Mr.Presario, saya harus mengerjakan film itu di Macbook teman saya Philip Sandoro. Sayangnya malam itu Philip tidak membawa Macbooknya. Jadilah saya dan Muhammad Yusuf harus mengambil macbook tersebut di kost Philip. Khawatir dengan rasa ngantuk yang akan menyerang karena kami memang bermaksud untuk bergadang menyelesaikan film itu, kami singgah sesaat di Indomaret untuk meminum kopi. Saat itulah alam tiba-tiba berkecamuk. Merapi yang sedang labil semakin gencar menghujani Jogja dengan debu dan bahkan pasir dengan sedikit tambahan kerikil.

Jadilah kami terjebak di selasar Indomaret. Untungnya disitu disediakan free hotspot. Setelah sedikit berselancar di internet membuka situs-situs jejaring sosial, kamipun terdampar disebuah blog berlabel artisticchocolate. Dan saat itulah Muhammad Yusuf tertarik untuk membaca tulisan berlabel Friendship = Influenza.

MUNGKIN. ! itu yang paling harus diingat. Karena kita ga tau kalo mungkin someday flu bisa disembuhin, sama kaya kita ga tau kalo mungkin suatu saat sahabat, atau teman terdekat kita akan ninggalin kita.

Bagian itu langung menarik perhatiannya. Lalu dia mempertanyakannya pada penulisnya. Mendengar penjelasan dari sang penulis, Muhammad yusuf merasa ada yang salah. Saat itulah dia mengkuliahi saya panjang lebar tentang konsep persahabatannya.

Jangan terlalu cepat menganggap seseroang sahabat, biarpun kita telah dekat dengannya entah dalam jangka waktu yang lama dan apalagi singkat. Jika orang itu masih tetap mengingat kita dihatinya, dan kita tau itu karena kita masih tetap berhubungan dengannya, walupun hanya berupa cerita singkat tentang kisah masing-masing, tetapi obrolan singkat itu benar-benar bisa mengggambarkan kalau kita itu benar-benar saling meengerti satu sama lain. Sahabat sejati bisa memposisikan diri sebagai kita ketika kita bercerita tentang kisah kita dan bisa menerima kita apa adanya

Itulah kira-kira inti dari kuliah 3 sks yang diberikan Muhammad yusuf. “Sabahat itu ga mungkin ninggalin kita! Kalo sahabat ninggalin kita, itu berarti dia bukan sahabat! Itu tuh cuma temen! ” Tukas Ucup. Dan Ucup pun bercerita tentang pengalamannya dalam dunia pertemanan. Tentang dia yang dulu pernah menganggap seseorang sahabat, tapi kemudian dilupakan begitu saja. Dan sahabat-sahabatnya sekarang. Dia membandingkan kedua kasus tersebut agar saya bisa paham dan membedakan mana yang teman dan mana yang sahabat.

Sebagai contoh saya mengambil kasus ketika saya bercerita bahwa saya mengangap seseorang yang pernah dekat dengan saya sebagai sahabat. Dulu kita begitu sering saling bercerita. Membicarakan ini itu sampai ke hal-hal tentang diri kami. Namun sesuatu terjadi, kita lulus sma dan kita sekarang telah terpisah kota. Semenjak itulah hubungan kita terasa menjauh seperti jarak antar kota kami. Walaupun terkadang kita memang masih berkomunikasi. Bedanya, obrolan kami sekarang terasa hambar. Tidak seperti dulu ketika kami dekat. 

Namun saya masih menganggapnya sebagai sahabat saya. Karena saya meyakini prinsip Friendship = Influenza saya. Kita memang sekarang sedang jauh, tapi itu karena memang “Flunya” sedang tidak menjangkit saja. Begitulah menurut saya. Tapi bagi seorang Muhammad Yusuf dia hanya teman. Karena obrolan seorang sahabt seharusnya tidak terasa hambar. Biarpun singkat, seharusnya obrolan itu berkesan bagi kami berdua. Bagi Muhammad Yusuf itu baru obrolan antar sahabat.

Lalu dia membandingkan cerita saya dengan ceritanya dengan sahabat-sahabatnya. Ceritanya memang lebih mengesankan kalau mereka memang bersahabat. Tidak seperti saya dan orang yang saya anggap sahabat saya itu.

Contoh lainnya berhubungan dengan kondisi Jogja saat ini. Ucup berkata, kalau emang Sahabat, seharusnya dia nanyain kondisi kita sehubungan dengan Labilnya merapi yang kemudian berimbas pada kondisi jogja saat ini. Gimana kabar kita, kena efeknya apa ga, dan ga lupa pastinya buat meminta kita untuk hati-hati. 






Kondisi Jogja Di Pagi hari Setelah Kuliah 3 SKS Ini.


Lalu saya ingat-ingat, sejauh ini ada 3 orang yang menanyakan masaah itu, 2 adalah sahabat saya, satu hanya seorang teman. Lalu bagaimana dengan sahabat saya yang saya ceritakan sebelumnya? Sayangnya dia tidak menanyakan itu. Itu berarti sudah ada dua kasus, dan keduanya tidak dipenuhi, apa itu artinya dia bukan sahabat saya? Berarti ditambah seorang yang saya anggap sahabat di jogja ini, hanya ada 3 orang sahabat saya di dunia ini. Jumlah yang sedikitkah? Menurut saya, itu sudah lebih dari cukup. Karena bukan jumlah yang penting buat saya, melainkan kualitas hubungan persahabatan kita. 

Kondisi tak banyak berubah diluar sana saat itu. Debu-debu masih beterbangan, sirine masih kerap terdengar berlalu lalang di jalan. Dan kemudian saya bertanya lagi, dan dia menjelaskan lagi. Saya bercerita lagi, Ucup membandingkannya lagi dengan ceritanya. Lalu dia bercerita lagi, lagi dan lagi.

Cerita demi cerita, saya semakin mengerti konsep persahabatan yang diberikan oleh Muhammad yusuf. Namun saya tidak juga melupkan konsep Friendship = Influenza saya. Hanya saja, sekarang saya tidak lagi menganggap sahabat akan meninggalkan kita. Sahabat sejati akan selalu ada untuk kita. Jika tidak, itu artinya dia hanya teman. Dan saya juga punya satu perspektif baru tentang persahabatan. Yaitu..
  
Persahabatan berasal dari suatu proses. Proses untuk saling mengenal lebih dalam, saling mengerti, Saling bisa memposisikan diri ketika kita membutuhkan solusi. TEMAN atau SAHABAT, hanya waktu yang bisa menjawab. Ga harus lama, cepet aja juga bisa. Itu semua, tergantung dari bagaimana kita mampu untuk “merasa”. Hahaha!

Monday, November 1, 2010

Damn I Miss My Bed So !

it’s been about a month since that "Rabu Kelabu" day. The day that makes my messy life gets more and more messy. That damnass brainless thief stole from my rent house not just for once, but three times in a month. And it’s all happened in my super busy day as an architecture student. I guess this year’s October seems to be the worst month I’ve ever had.
I hate to say this, but that three times stealing gives me some kind of trauma for that rent house. I'been always feeling insecure every time I try to fall asleep. And for most, I always felt some kind of anger every time I stepped into that house. At the end, Things so plus all the tasks I had and the mess of that rent house, seems like joining together and become the formula of “Kick Hendro Prasetyo Out Of The House”.

Unluckyly for me, that formula works super well that I’ve never slept for even one single night in that rent house again since about two weeks ago.
For the first week I left, I “slept” at campus.  And yes, for the whole week, I slept over the architecture table, a satai of chairs, or simply just on the chair, in front of table, with a brush still sticking on my fingers. Not that all, since that week was a deadline week, I can only slept for only about two to four hours every night.  Yeah, it was an exhausting week.

These pictures represents how i slept for the whole week
And for the second week, I slept unsurely from one place to another. Sometimes I slept at campus, sometimes at my friends “kost”, or just not sleep like tonight, and kill my times at the internet cafĂ©, trying to write my story in English.
All of those things happened this whole last month make me “far-far away” from my bed. That is why i damnly miss my bed. I’ve never slept over it again to recharge myself, or simply just straighten my back or cooling my ass.

But it’s okay. It’s Just.. I kinda feeling guilty for my bed. Since I know for sure that my bed must have had missed me since the first night I left about two weeks ago.  I’m sorry my bed. I guess you have to spent your night alone and  cold for some more days.

Monday, October 4, 2010

Rabu Kelabu




It's been quite a along time since my last post and now I have to post a Goddamn bad news. And it's Sucks!

First, this is the very first time I have to write without my notebook Mr. Presario. And even more, I may not again be able write with that Mr. Presario. Why ?

Here comes the real the bad news.

Rabu 29 September, hari yang merupakan rangkaian terburuk dari hari-hari penuh cobaan untuk Hendro Prasetyo. Setelah sekitar 2 minggu diterjang beragam sakit, dan seminggu harus mendekam sendirian dirumah dengan mata yang merah, kelopak menggembung, dan air mata mengalir secara semena-mena. Di rabu 29 September, sekitar pukul setengah 8 pagi, kejadian yang luar biasa buruk terjadi.

Pagi itu, teman saya Hanief bangun dan mencari handphonenya yang entah dimana. Lalu ia meminta saya me Miss Call handphonenya tersebut. Saat itulah saya menyadari bahwa handphone saya juga ternyata Tidak ada. Saya pun berusaha mencarinya, dan saat mencarinya tersebut, saya berjalan ke ruangan dimana Mr. Preseario seharus tergeletak pasrah. Dan ternyata, Mr. Presario juga tidak ada.

Saat saya mengatakan “laptop gw juga ga ada lho” barulah teman saya Hanief menjelaskan bahwa saat ia terbangun Pintu dan Pagar rumah sudah terbuka. Sesaat kami berpikir, mungkinkah kami kecurian? Diantara sejuta rasa tidak percaya dan ketidak ikhlasan, saya pun melihat fakta bahwa Handphone saya dan teman saya tidak ada, dan Mr.Presario pun tak lagi tergeletak pasrah seperti biasanya di ruang tempat ia biasa berada. Saat itulah saya meyakini dengan berat hati, bahwa seorang yang luar biasa brengsek telah masuk kerumah kami di pagi hari, disaat kami sedang terbuai mimpi, beristirahat memejamkan mata, dan kemudian mengambil barang-barang kami tanpa izin.

Masih dalam keadaan luar biasa kesal dan terguncang, saya pun mencoba merekonstruksi bagaimana kejadian tersebut terjadi.

Sketsa Rekonstruksi Oleh Teman Saya Gata


Pukul 5:00 Handhone saya berbunyi untuk membangunkan saya Sholat subuh. Saya pun bangun untuk mematikannya.

Pukul 5.20 Setelah tidur-tidur kecil, saya bangun lagi dan melaksanakan Sholat Subuh. Saat itu kondisi rumah masih baik-baik saja. Semua masih terkunci dan Handphone serta Mr.Presario masih ada.

Pukul 5.30 Saya tidur lagi.

Pukul 5.40 Teman saya hanief bangun juga untuk sholat subuh. Kondisi rumah masih baik-baik saja. Semua masih terkunci dan Handphone serta Mr.Presario masih ada.
Pukul 5.50 Teman saya Hanief tidur lagi.

Pukul 7.30 Teman saya Hanief bangun dan menyadari handphonenya tidak ada. Lalu membangunkan saya dan saya bangun dan menyadari handphone saya juga tidak ada.

Pukul 7.35 Saya menemukan bahwa Mr.Presario tidak lagi ada ditempatnya.

Pukul 7.37 Saya mencoba meyakini bahwa ternyata kami baru saja mengalami Pencurian.

Kami pun berusah berpikir bagaimana cara pencuri tersebut masuk ke rumah kami. Dua hari sebelum kejadian, gembok yang biasa digunakan untuk mengunci pagar hilang. Sehingga pagar tidak bisa dikunci. Dan Karena kunci pintu masih terpasang di pintu tersebut, dan jendela ada tepat disebelah pintu tersebut, kami pun berpikir bahwa si Pencuri tak tahu diri memasukkan tangannya lewat jendela dan membuka pintu dengan kunci yang menggantung di pintu. Lalu bagaiamana cara si pencuri mebuka jendela ? Setelah menelusuri, ternyata jendela rumah kami seperti dijebol, slot untuk kuncinya rusak sehingga jendela tak lagi bisa dikunci. Dan dengan cara itulah sepertinya jendela dibuka.

Setelah masuk melewati pagar yang tidak dikunci, si pencuri bergerak kearah pintu utama. Lalu setelah merusak jendela yang ada tepat disebelah pintu tersebut, si pencuri membukanya, dan memasukan tangannya untuk menjangkau kunci yang masih terpasang di pintu . Lalu kunci diputar, pintu dibuka perlahan. Dan karena kami semua sedang tidur, dia pun dengan bebas mengambil barang-barang kami.

Anehnya, tak ada satupun dari kami yang terbangun meskipun si pencuri sebenarnya beraksi sangat dekat dengan kami. Teman-teman bilang kami di SIRAP. Semacam jurus penidur. Entahlah itu benar atau tidak. Yang jelas dia sangat berani karena mencuri di pagi hari. Dan beraksi begitu dekat dengan kami.

Yang lebih aneh lagi, gembok yang sebelumnya hilangf, tiba-tiba muncul lagi setelah kejadian itu. Si gembok tergeletak ditempat diman saya sebelmunya telah mencari berkali-kali. Dan Gembok itu tergelatk begitu pasrah tidak tertutup apapun. Mungkinkah si pencuri berbaik hati mengembalikannya? Lagi-lagi entahlah.

Kehilangan Handphone dan laptop beserta data-data berharga dan tugas-tugas yang telah saya rintis semenjak liburan, yang mebuat saya harus jatuh sakit sudah sangat berat untuk saya. Tapi yang paling berat adalah, rasa bersalah saya kepada ayah saya yang telah berjuang keras untuk dapat membelikan barang-barang itu untuk saya. Dan ketika saya menghubungi saya untuk memberi tahukan kejadian itu. Ketimbang gusar dengan barang-barang yang hilang. Ayah saya malah mengkhawatirkan saya Seperti bagaiamana dengan data-data di laptop saya, lalu keadaan saya, dan berkata untuk segera mengirimkan saya PC dirumah agar saya bisa kemblai mengerjakan tugas-tugas saya.

Well To think that I have such a great Father, I feel like a super bad Son.

Yahh, begitulah kisah saya. Sebuah Rabu Kelabu. Sebuah rangkaian buruk dari siklus hari-hari penuh cobaan Hendro Prasetyo. Agama saya mengajarkan, Tuhan memberikan cobaan untuk hamba-hamba yang disayanginya. Sebuah kata-kata manis yang membesarkan hati memang. Tapi......